Pages

Minggu, 18 Oktober 2009

Kelebihan dan Kekurangan Topologi Jaringan

1. Topologi Mesh
Karakteristik Topologi Mesh :
a. Topologi mesh memiliki hubungan yang berlebihan antara peralatan-peralatan yang ada.
b. Susunannya pada setiap peralatan yang ada didalam jaringan saling terhubung satu sama lain.
c. Jika jumlah peralatan yang terhubung sangat banyak, tentunya ini akan sangat sulit sekali untuk dikendalikan dibandingkan hanya sedikit peralatan saja yang terhubung.
Kelebihan dari penggunaan Topologi Mesh:
a. Keuntungan utama dari penggunaan topologi mesh adalah fault tolerance.
b. Terjaminnya kapasitas channel komunikasi, karena memiliki hubungan yang berlebih.
c. Relatif lebih mudah untuk dilakukan troubleshoot.
Kekurangan dari Penggunaan Topologi Mesh :
a. Sulitnya pada saat melakukan instalasi dan melakukan konfigurasi ulang saat jumlah komputer dan peralatan-peralatan yang terhubung semakin meningkat jumlahnya.
b. Biaya yang besar untuk memelihara hubungan yang berlebih.



2. Topologi Ring
Setiap komputer terhubung ke komputer selanjutnya dalam ring, dan setiap komputer mengirim apa yang diterima dari komputer sebelumnya. Pesan-pesan mengalir melalui ring dalam satu arah. Setiap komputer yang mengirimkan apa yang diterimanya, ring adalah jaringan yang aktif. Tidak ada akhir pada ring. Layout ini serupa dengan linear bus, kecuali simpul pada ujung kabel utama yang saling terhubung, sehingga membentuk suatu lingkaran dengan penghubungnya menggunakan segmen kabel.
Karakteristik Topologi Ring :
a. Node-node dihubungkan secara serial di sepanjang kabel, dengan bentuk jaringan seperti lingkaran.
b. Sangat sederhana dalam layout seperti jenis topologi bus.
c. Paket-paket data dapat mengalir dalam satu arah (kekiri atau kekanan) sehingga collision dapat dihindarkan.
d. Problem yang dihadapi sama dengan topologi bus, yaitu: jika salah satu node rusak maka seluruh node tidak bisa berkomunikasi dalam jaringan tersebut.
e. Tipe kabel yang digunakan biasanya kabel UTP atau Patch Cable (IBM tipe 6).
Kelebihan dan Kelemahan Topologi RING
Kelebihan :
a. Aliran data mengalir lebih cepat karena dapat melayani data dari kiri atau kanan dari server .
b. Dapat melayani aliran lalulintas data yang padat, karena data dapat bergerak kekiri atau kekanan.
c. Waktu untuk mengakses data lebih optimal.
Kelemahan :
a. Penambahan terminal /node menjadi lebih sulit bila port sudah habis.
b. Jika salah satu terminal mengalami kerusakan, maka semua terminal pada jaringan tidak dapat digunakan.

3. Topologi Star
Tiap simpul pada masing-masing terminal terhubung ke file server tunggal terpusat, dengan menggunakan segmen kabel sendiri. Keunggulan topologi ini adalah didapatkannya kinerja yang optimal karena lintas kabel dari terminal ke server yang pendek.
Karakteristik Topologi Star
a. Setiap node berkomunikasi langsung dengan konsentrator (HUB)
b. Bila setiap paket data yang masuk ke consentrator (HUB) kemudian di broadcast keseluruh node yang terhubung sangat banyak (misalnya memakai hub 32 port), maka kinerja jaringan akan semakin turun.
c. Sangat mudah dikembangkan, sebab setiap node hanya terhubung secara langsung ke consentrator.
d. Jika salah satu ethernet card rusak, atau salah satu kabel pada terminal putus, maka keseluruhhan jaringan masih tetap bisa berkomunikasi atau tidak terjadi down pada jaringan keseluruhan tersebut.
e. Tipe kabel yang digunakan biasanya jenis UTP.
Kelebihan dan Kelemahan Topologi STAR
Kelebihan :
a. Jika terjadi penambahan atau pengurangan terminal tidak mengganggu operasi yang sedang berlangsung.
b. Jika salah satu terminal rusak, maka terminal lainnya tidak mengalami gangguan
c. Arus lalulintas informasi data lebih optimal
Kelemahan :
a. Jumlah terminal terbatas, tergantung dari port yang ada pada hub.
b. Lalulintas data yang padat dapat menyebabkan jaringan bekerja lebih lambat.

4. Topologi Bus
Topologi ini mempunyai bentuk, satu kabel utama menghubungkan ke tiap saluran tunggal komputer (membentuk huruf T), kecuali simpul disalah satu ujung kabel utama, yang hanya terhubung ke saluran komputer dan terminator sebagai penutup Skema Topologi BUS.
Karakteristik Topologi BUS:
a. Node – node dihubungkan secara serial sepanjang kabel, dan pada kedua ujung kabel ditutup dengan terminator.
b. Sangat sederhana dalam instalasi, karena hanya menghubungkan antar simpul saja.
c. Juga sangat ekonomis dalam biaya (hanya dibutuhkan kabel dan connector yang harganya tidak terlalu mahal / murah).
d. Paket-paket data saling bersimpangan pada suatu kabel sehingga jika node yang dihubungkan semakin banyak, kinerja jaringan akan semakin turun sebab sering terjadi collision.
e. Tidak diperlukan hub, yang banyak diperlukan adalah Tconnector pada setiap ethernet card.
f. Problem yang sering terjadi adalah jika salah satu node rusak, maka jaringan keseluruhan dapat down, sehingga seluruh node tidak bisa berkomunikasi dalam jaringan tersebut.
g. Jenis kabel yang digunakan adalah coaxial (jenis yang palingmurah).
Kelebihan dan Kelemahan Topologi BUS
Kelebihan :
a. Jumlah Node tidak dibatasi, tidak seperti hub yang dibatasi oleh jumlah dari port (misal : 16 port untuk 16 node)
b. Kecepatan pengiriman data lebih cepat, karena data berjalan searah.
c. Lebih mudah dan murah jika ingin menambah atau mengurangi jumlah node, karena yang dibutuhkan hanya kabel dan konektornya saja
Kekurangan :
a. Jika lalulintas data yang diolah terlalu besar dapat mengakibatkankemacetan.
b. Diperlukan repeater untuk menguatkan sinyal pada pemasangan jarak jauh.
c. Jika salah satu node mengalami kerusakan, maka jaringan tidak dapat beroperasi.

KESIMPULAN
Sejalan dengan perkembangan teknologi jaringan dan kebutuhan pengguna, maka sudah selayaknya suatu organisasi/lembaga memulai penerapan Jaringan atau local area network. Desain jaringan adalah penting karena berhubungan dengan rancangan kinerja dan kehandalan komputasi dan komunikasi pada suatu institusi. Untuk merancang jaringan yang efisien maka identifikasi keragaan dan kebutuhan pengembangan merupakan tahapan yang sangat penting. Dari hasil identifikasi tersebut dilakukan analisis kebutuhan sehingga dapat dirancang jaringan yang ekonomis namun berdaya guna. Pemilihan topologi jaringan hendaknya memperhatikan karakteristik topologi itu sendiri, letak gedung, dan jumlah lantai pada gedung tersebut. Sedangkan perangkat keras untuk jaringan dipilih berdasarkan topologi jaringan, beban kerja, kebutuhan akses komunikasi, dan kebutuhan pengamanan sistem


Readmore »

TCP/IP

1. TCP/IP (singkatan dari Transmission Control Protokol/Internet Protokol)
Adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan protokol (protokol suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini. Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat lunak (software) di sistem operasi. Istilah yang diberikan kepada perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack



Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an sebagai sebuah protokol standar untuk menghubungkan komputer-komputer dan jaringan untuk membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja. Protokol ini menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang disebut sebagai alamat IP (IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya di Internet. Protokol ini juga bersifat routable yang berarti protokol ini cocok untuk menghubungkan sistem-sistem berbeda (seperti Microsoft Windows dan keluarga UNIX) untuk membentuk jaringan yang heterogen.
Protokol TCP/IP selalu berevolusi seiring dengan waktu, mengingat semakin banyaknya kebutuhan terhadap jaringan komputer dan Internet. Pengembangan ini dilakukan oleh beberapa badan, seperti halnya Internet Society (ISOC), Internet Architecture Board (IAB), dan Internet Engineering Task Force (IETF). Macam-macam protokol yang berjalan di atas TCP/IP, skema pengalamatan, dan konsep TCP/IP didefinisikan dalam dokumen yang disebut sebagai Request for Comments (RFC) yang dikeluarkan oleh IETF.

2. Sejarah TCP/IP dan Arah Pengembangannya
Pada tahun 1974 Vint Cerf dan Bob Khan dua perintis Internet, mempublikasikan sebuah tulisan berjudul “A Protocol for Packet Network Interconnection”, tulisan ini menggambarkan tentang Transmission Control Protocol (TCP). TCP menjelaskan bagaimana dua buah host dapat saling berkomunikasi dan bagaimana kedua host ini tetap terkoneksi satu sama lain ketika data dikirim. TCP bertanggung jawab untuk memastikan data diterima di host tujuan. TCP meninggalkan jejak tentang apa yang dikirim dan dikirim ulang (informasi apapun yang tidak berhasil dikirimkan), jika suatu data terlalu besar untuk dikirim sebagai sebuah paket, TCP memecah data tersebut kedalam beberapa paket dan memastikan bahwa seluruh paket yang dikirim dapat sampai di tujuan dengan benar, setelah itu TCP menyusun kembali paket-paket tersebut sesuai dengan urutannya dan kemudian merekonstruksi data yang dikirim. Pada tahun 1978 percobaan dan pengembangan lebih lanjut dari protokol ini mengalami banyak kemajuan yang menggiring para pengembangnya pada sebuah protokol baru yang disebut dengan Transmission Control Protocol/Internet Protocol.
TCP/IP telah berkembang sedemikian rupa hingga sampai pada level yang seperti sekarang. Protokol TCP/IP telah di test, dimodifikasi dan di tingkatkan dari waktu-kewaktu. Protokol TCP/IP yang asli memiliki beberapa tujuan dalam mewujudkan sebuah jaringan komputer yang luas dan mudah dikembangkan, tujuan-tujuan itu diantaranya:
• Independensi hardware: sebuah protokol yang dapat digunakan pada Machintosh, PC, Mainframe atau komputer jenis apapun.
• Independensi software: sebuah protokol harus dapat digunakan oleh produsen dan aplikasi software yang berbeda. Hal ini akan memungkinkan sebuah host pada suatu situs untuk berkomunikasi dengan host lain di situs yang lainnya tanpa memerlukan konfigurasi software yang sama
• Rekoveri kesalahan dan penanganan error: sebuah protokol harus mampu memperbaiki kesalahan secara otomatis atas drop atau hilangnya data. Protokol ini harus mampu mencegah/mengembalikan kehilangan/rusaknya data dari host manapun di bagian manapun dari jaringan serta pada point manapun dari pengiriman suatu data.
• Protokol yang efisien dengan atribut yang minimal (tidak terlalu banyak tambahan atribut)
• Kemampuan untuk menambah koneksi tanpa menggangu servis dalam jaringan.
• Routable data: sebuah protokol harus mampu mencari jalan untuk menyampaikan data sehingga data tersebut dapat sampai ketujuan.
TCP/IP telah dikembangkan untuk dapat memenuhi tujuan-tujuan ini.

3. Keunggulan TCP/IP
Open Protocol Standard.
Independen dari physical network hardware
Cara pengalamatan bersifat unik dalam skala global
TCP/IP memiliki fasilitas routing dan jenis-jenis layanan lainnya yang memungkinkan diterapkan pada internetwork.
High level protocol standar.

4. Sifat-Sifat TCP
a. Berorientasi sambungan (connection-oriented): Sebelum data dapat ditransmisikan antara dua host, dua proses yang berjalan pada lapisan aplikasi harus melakukan negosiasi untuk membuat sesi koneksi terlebih dahulu. Koneksi TCP ditutup dengan menggunakan proses terminasi koneksi TCP (TCP connection termination).
b. Full-duplex: Untuk setiap host TCP, koneksi yang terjadi antara dua host terdiri atas dua buah jalur, yakni jalur keluar dan jalur masuk. Dengan menggunakan teknologi lapisan yang lebih rendah yang mendukung full-duplex, maka data pun dapat secara simultan diterima dan dikirim. Header TCP berisi nomor urut (TCP sequence number) dari data yang ditransmisikan dan sebuah acknowledgment dari data yang masuk.
c. Dapat diandalkan (reliable): Data yang dikirimkan ke sebuah koneksi TCP akan diurutkan dengan sebuah nomor urut paket dan akan mengharapkan paket positive acknowledgment dari penerima. Jika tidak ada paket Acknowledgment dari penerima, maka segmen TCP (protocol data unit dalam protokol TCP) akan ditransmisikan ulang. Pada pihak penerima, segmen-segmen duplikat akan diabaikan dan segmen-segmen yang datang tidak sesuai dengan urutannya akan diletakkan di belakang untuk mengurutkan segmen-segmen TCP. Untuk menjamin integritas setiap segmen TCP, TCP mengimplementasikan penghitungan TCP Checksum.
d. Byte stream: TCP melihat data yang dikirimkan dan diterima melalui dua jalur masuk dan jalur keluar TCP sebagai sebuah byte stream yang berdekatan (kontigu). Nomor urut TCP dan nomor acknowlegment dalam setiap header TCP didefinisikan juga dalam bentuk byte. Meski demikian, TCP tidak mengetahui batasan pesan-pesan di dalam byte stream TCP tersebut. Untuk melakukannya, hal ini diserahkan kepada protokol lapisan aplikasi (dalam DARPA Reference Model), yang harus menerjemahkan byte stream TCP ke dalam "bahasa" yang ia pahami.
e. Memiliki layanan flow control: Untuk mencegah data terlalu banyak dikirimkan pada satu waktu, yang akhirnya membuat "macet" jaringan internetwork IP, TCP mengimplementasikan layanan flow control yang dimiliki oleh pihak pengirim yang secara terus menerus memantau dan membatasi jumlah data yang dikirimkan pada satu waktu. Untuk mencegah pihak penerima untuk memperoleh data yang tidak dapat disangganya (buffer), TCP juga mengimplementasikan flow control dalam pihak penerima, yang mengindikasikan jumlah buffer yang masih tersedia dalam pihak penerima.
f. Melakukan segmentasi terhadap data yang datang dari lapisan aplikasi (dalam DARPA Reference Model)
g. Mengirimkan paket secara "one-to-one": hal ini karena memang TCP harus membuat sebuah sirkuit logis antara dua buah protokol lapisan aplikasi agar saling dapat berkomunikasi. TCP tidak menyediakan layanan pengiriman data secara one-to-many.

5. Arsitektur TCP/IP
Dalam TCP/IP hanya terdapat 5 lapisan sbb :
a. Application Layer
Application Layer merupakan lapisan terakhir dalam arsitektur TCP/IP yang berfungsi mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang dijalankan pada jaringan. Karena itu, terdapat banyak protokol pada lapisan ini, sesuai dengan banyaknya aplikasi TCP/IP yang dapat dijalankan. Contohnya adalah SMTP ( Simple Mail Transfer Protocol ) untuk pengiriman e-mail, FTP (File Transfer Protocol) untuk transfer file, HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) untuk aplikasi web, NNTP (Network News Transfer Protocol) untuk distribusi news group dan lain-lain. Setiap aplikasi pada umumnya menggunakan protokol TCP dan IP, sehingga keseluruhan keluarga protokol ini dinamai dengan TCP/IP.
b. Transport Layer
Transport Layer mendefinisikan cara-cara untuk melakukan pengiriman data antara end to end host secara handal. Lapisan ini menjamin bahwa informasi yang diterima pada sisi penerima adalah sama dengan informasi yang dikirimkan pada pengirim. Untuk itu, lapisan ini memiliki beberapa fungsi penting antara lain :
• Flow Control. Pengiriman data yang telah dipecah menjadi paket-paket tersebut harus diatur sedemikian rupa agar pengirim tidak sampai mengirimkan data dengan kecepatan yang melebihi kemampuan penerima dalam menerima data.
• Error Detection. Pengirim dan penerima juga melengkapi data dengan sejumlah informasi yang bisa digunakan untuk memeriksa data yang dikirimkan bebas dari kesalahan. Jika ditemukan kesalahan pada paket data yang diterima, maka penerima tidak akan menerima data tersebut. Pengirim akan mengirim ulang paket data yang mengandung kesalahan tadi. Namun hal ini dapat menimbulkan delay yang cukup berarti.

c. Internet Layer
Internet Layer mendefinisikan bagaimana hubungan dapat terjadi antara dua pihak yang berada pada jaringan yang berbeda seperti Network Layer pada OSI. Pada jaringan Internet yang terdiri atas puluhan juta host dan ratusan ribu jaringan lokal, lapisan ini bertugas untuk menjamin agar suatu paket yang dikirimkan dapat menemukan tujuannya dimana pun berada. Oleh karena itu, lapisan ini memiliki peranan penting terutama dalam mewujudkan internetworking yang meliputi wilayah luas (worldwide Internet). Beberapa tugas penting pada lapisan ini adalah:
• Addressing, yakni melengkapi setiap datagram dengan alamat Internet dari tujuan. Alamat pada protokol inilah yang dikenal dengan Internet Protocol Address ( IP Address). Karena pengalamatan (addressing) pada jaringan TCP/IP berada pada level ini (software), maka jaringan TCP/IP independen dari jenis media dan komputer yang digunakan.
• Routing, yakni menentukan ke mana datagram akan dikirim agar mencapai tujuan yang diinginkan. Fungsi ini merupakan fungsi terpenting dari Internet Protocol (IP). Sebagai protokol yang bersifat connectionless, proses routing sepenuhnya ditentukan oleh jaringan. Pengirim tidak memiliki kendali terhadap paket yang dikirimkannya untuk bisa mencapai tujuan. Router-router pada jaringan TCP/IP lah yang sangat menentukan dalam penyampaian datagram dari penerima ke tujuan.
d. Network Access Layer
Network Access Layer mempunyai fungsi yang mirip dengan Data Link layer pada OSI. Lapisan ini mengatur penyaluran data frame-frame data pada media fisik yang digunakan secara handal. Lapisan ini biasanya memberikan servis untuk deteksi dan koreksi kesalahan dari data yang ditransmisikan. Beberapa contoh protokol yang digunakan pada lapisan ini adalah X.25 jaringan publik, Ethernet untuk jaringan Etehernet, AX.25 untuk jaringan Paket Radio dsb.
e. Physical Layer
Physical Layer (lapisan fisik) merupakan lapisan terbawah yang mendefinisikan besaran fisik seperti media komunikasi, tegangan, arus, dsb. Lapisan ini dapat bervariasi bergantung pada media komunikasi pada jaringan yang bersangkutan.TCP/IP bersifat fleksibel sehingga dapat mengintegrasikan berbagai jaringan dengan media fisik yang berbeda-beda.

6. Cara Kerja TCP/IP
Cara KerjaTCP/IP Layer-layer dan protokol yang terdapat dalam arsitektur jaringan TCP/IP menggambarkan fungsi-fungsi dalam komunikasi antara dua buah komputer. Setiap lapisan menerima data dari lapisan di atas atau dibawahnya, kemudian memproses data tersebut sesuai fungsi protokol yang dimilikinya dan meneruskannya ke lapisan berikutnya. Ketika dua komputer berkomunikasi, terjadi aliran data antara pengirim dan penerima melalui lapisan-lapisan di atas. Pada pengirim, aliran data adalah dari atas ke bawah. Data dari user maupun suatu aplikasi dikirimkan ke Lapisan Transport dalam bentuk paket-paket dengan panjang tertentu. Protokol menambahkan sejumlah bit pada setiap paket sebagai header yang berisi informasi mengenai urutan segmentasi untuk menjaga integritas data dan bit-bit pariti untuk deteksi dan koreksi kesalahan. Dari Lapisan Transport, data yang telah diberi header tersebut diteruskan ke Lapisan Network / Internet. Pada lapisan ini terjadi penambahan header oleh protokol yang berisi informasi alamat tujuan, alamat pengirim dan informasi lain yang dibutuhkan untuk melakukan routing. Kemudian terjadi pengarahan routing data, yakni ke network dan interface yang mana data akan dikirimkan, jika terdapat lebih dari satu interface pada host. Pada lapisan ini juga dapat terjadi segmentasi data, karena panjang paket yang akan dikirimkan harus disesuaikan dengan kondisi media komunikasi pada network yang akan dilalui. Proses komunikasi data di atas dapat dijelaskan seperti pada gambar berikut ini :
Selanjutnya data menuju Network Access Layer (Data Link) dimana data akan diolah menjadi frame-frame, menambahkan informasi keandalan dan address pada level link. Protokol pada lapisan ini menyiapkan data dalam bentuk yang paling sesuai untuk dikirimkan melalui media komunikasi tertentu. Terakhir data akan sampai pada Physical Layer yang akan mengirimkan data dalam bentuk besaran-besaran listrik/fisik seperti tegangan, arus, gelombang radio maupun cahaya, sesuai media yang digunakan. Di bagian penerima, proses pengolahan data mirip seperti di atas hanya dalam urutan yang berlawanan (dari bawqah ke atas). Sinyal yang diterima pada physical layer akan diubah dalam ke dalam data. Protokol akan memeriksa integritasnya dan jika tidak ditemukan error t header yang ditambahkan akan dilepas. Selanjutnya data diteruskan ke lapisan network. Pada lapisan ini, address tujuan dari paket data yang diterima akan diperiksa. Jika address tujuan merupakan address host yang bersangkutan, maka header lapisan network akan dicopot dan data akan diteruskan ke lapisan yang diatasnya. Namun jika tidak, data akan di forward ke network tujuannya, sesuai dengan informasi routing yang dimiliki. Pada lapisan Transport, kebenaran data akan diperiksa kembali, menggunakan informasi header yang dikirimkan oleh pengirim. Jika tidak ada kesalahan, paket-paket data yang diterima akan disusun kembali sesuai urutannya pada saat akan dikirim dan diteruskan ke lapisan aplikasi pada penerima.
Proses yang dilakukan tiap lapisan tersebut dikenal dengan istilah enkapsulasi data. Enkapsulasi ini sifatnya transparan. Maksudnya, suatu lapisan tidak perlu mengetahui ada berapa lapisan yang ada diatasnya maupun di bawahnya. Masing-masing hanya mengerjakan tugasnya. Pada pengirim, tugas ini adalah menerima data dari lapisan diatasnya, mengolah data tersebut sesuai dengan fungsi protokol, menambahkan header protokol dan meneruskan ke lapisan di bawahnya. Pada penerima, tugas ini adalah menerima data dari lapisan di bawahnya, mengolah data sesuai fungsi protokol, mencopot header protokoll tersebut dan meneruskan ke lapisan di atasnya.



Readmore »

7 Layer OSI


A. Standar OSI
Salah satu standar dalam protokol jaringan yang dikembangkan oleh ISO adalah model referensi Open System Interconnection (OSI). Model ini dapat diterima banyak pihak sehingga dinyatakan sebagai suatu standar. Model OSI ini memberikan gambaran tentang fungsi, tujuan, dan kerangka kerja suatu struktur model referensi untuk proses yang bersifat logis dalam system komunikasi. Model ini dibentuk dengan tujuan antara lain :
a. Menjadi patokan begi pengembangan prosedur komunikasi pada masa mendatang.
b. Mengatasi masalah hubungan yang timbul antar pemakai dengan cara memberikan fasilitas yang sesuai.
c. Membagi permasalahan prosedur penyambungan menjadi struktur.
d. OSI ini disusun dengan tujuan agar dapat terjalin kerja sama antara peralatandari pabrik dan rancangan yang berbeda dalam beberapa hal, antara lain koordinasi berbagai kegiatan seperti komunikasi antar proses, penyampaian data, manajemen dari peralatan baik perangkat keras maupun lunak, keandalan dan keamanan dari system.
Model OSI merupakan system terbuka, karena model referensi ini tidak tergantung pada pada suatu teknologi tertentu yang harus diterapkan atau perlunya fasilitas khusus. Hal ini dilakukan untuk menghindari keterikatan model ini pada suatu teknologi tertentu.


Model Referensi Pada OSI
Teknik pada model referensi OSI yang diterapkan untuk mengatur transmisi data adalah teknik layer (lapisan, dimana setiap system dipandang sebagai kumpulan sub system atau lapisan yang disusun bertingkat secara logis.
ISO telah menetapkan beberapa syarat dalam menentukan lapisan-lapisan tersebut, yaitu :
a. Jangan membuat terlalu banyak lapisan yang mengakibatkan proses transfer data menjadi sangat lambat dan tidak efektif. Suatu lapisan harus diciptakan bila diperlukan berbagai tingkat abstraksi dan dibedakan menurut fungsi dan proses yang dikerjakan.
b. Setiap lapisan dibedakan menurut fungsi dan proses yang akan dilakukan. Fungsi-fungsi yang mirip harus dijadikan satu lapisan dan fungsi setiap lapisan dipilih berdasarkan penetepan protokol yang telah distandarkan secara internasional.
c. Batas lapisan harus ditentukan agar dapat meminimalkan arus informasi yang melintasi interface.
d. Buatlah interface yang mempunyai interaksi seminimal mungkin dengan lapisan-lapisan lain. Interface yang ada dalam setiap lapisan hanya dapat berhubungan dengan lapisan diatas atau dibawahnya saja.
e. Interface harus ditentukan berdasarkan standar internasional.
Lapisan dapat dimodifikasi tanpa terpengaruh atau mempengaruhi lapisan yang lain.
Model referensi OSI ini didefinisikan menjadi tujuh lapisan protokol komunikasi, yaitu :
a. Physical Layer
Lapisan Physical merupakan lapisan pertama dari model referensi OSI yang berfungsi untuk mengatur sinkronisasi pengiriman dan penerimaan data, spesifikasi mekanis dan elektris, menerapkan prosedur untuk membangun , mengirimkan data/informasi dalam bentuk digit biner, memelihara dan memutuskan hubungan komunikasi.
Pada lapisan pertama inilah terjadi hubungan secara fisik antara satu terminal dengan terminal lain atau server atau peripheral lainnya.
Pada sisi pengirim, lapisan phisik menerapkan fungsi elektris mekanis dan prosedur untuk membangun, memelihara dan melepaskan sirkuit kommunikasi guna mentransmisikan informasi dalam bentuk digit biner ke sisi penerima, sedangkan lapisan fisik pada penerima akan menerima data dan mentransmisikan data ke lapisan di atasnya.
Adapun contoh protokol yang digunakan pada lapisan pertama ini antara lain X21, X21bis , RS232, dan lain sebagainya.
X21 memuat ketentuan-ketentuan hubungan secara fisik titik ke titik antar peralatan yang menggunakan teknik digital dala pengiriman ataupun penukaran data. Standar ini sebenarnya ditujukan untuk interface sinkron bagi jaringan umum.
Standar ini juga dikenal sebagai ANSI X3.69 atau ANSI X.21. oleh karena banyaknya peralatan yang masih mempergunakan standar lama yang asinkron, yaitu RS-232-C, maka untuk memungkinkan peralatan tersebut tetap data berada dalam network yang mengikuti standar X.21 tadi. Dengan demikian , dibuatlah ketentuan baru yang tercakup dalam standar X.21 bis.
RS232 dirumuskan bersama antara EIA, Laboraterium Bell, dan pabrik peralatan komunikasi pada tahun 1969, yang kemudian direvisi menjadi standar RS 232-C.
RS 232-C ini dikembangkan dengan tujuan menjadi interface antara peralatan komunikasi data menggunakan pertukaran data biner serial.

b. Data Link Layer
Lapisan Data Link merupakan lapisan kedua dari model OSI, lapisan ini memiliki tanggung jawab untuk menjalankan sejumlah fungsi tertentu,antara lain : pertama, memecah data atau informasi menjadi beberapa frame tertentu yang dilengkapi dengan bit-bit alamat pengirim dan penerima, karakter sinkronisasi SYNC, error control, dan flow control.
Kedua, mempersiapkan pembangunan, pemeliharaan, transmisi data dan informasi, mendeteksi kesalahan yang mungkin terjadi saat proses transmisi berlangsung serta pemutusan suatu hubungan komunikasi ; pendeteksian kesalahan yang mungkin terjadi pada saat pengiriman data dan pengendalian.
Ketiga, pada sisi penerima, lapisan ini berfungsi untuk menggabungkan dan merangkai kembali bit-bit yang diterima. Keempat, lapisan ini juga bertanggung jawab untuk menangani masalah yang timbul akibat frame yang rusak, hilang, atau terduplikat. Kelima, mengatur arus transmisi bilamana terjadi perbedaan kecepatan antara terminal pengirim dan penerima.
Adapun contoh protokol yang digunakan pada lapisan kedua ini, antara lain SDLC (Sychronous Data Link Control), HDLC (High Level Data Link Control), dan BDLC (Burroughs Data Link Control).
HDLC merupakan standar yang dikembangkan oleh ISO untuk memuat pelaksanaan kendali hubungan data yang meliputi pemisahaan antara data dengan derau atau sinyal yang tidak berguna, melacak adanya error pada pengiriman data, memungkinkan pengulangan pengiriman data yang salah.
Tanggung jawab utama lapisan data link ini adalah sebagai berikut :
a. Framing.
Yaitu membagi bit stream yang diterima dari lapisan network menjadi unit-unit data yang disebut frame.
b. Physical addressing.
Jika frame-frame didistribusikan ke sistem lainpada jaringan, maka data link akan menambahkan sebuah header di muka frame untuk mendefinisikan pengirim dan/atau penerima.
c. Flow control.
Jika rate atau laju bit stream berlebih atau berkurang maka flow control akan melakukan tindakan yang menstabilkan laju bit.
d. Error control.
Data link menambah reliabilitas lapisan fisik dengan penambahan mekanisme deteksi dan retransmisi frame-frame yang gagal terkirim.
f. Access control.
Jika 2 atau lebih device dikoneksi dalam link yang sama, lapisan data link perlu menentukan device yang mana yang harus dikendalikan pada saat tertentu.

c. Network Layer
Lapisan Network ini merupakan lapisan ketiga dari model OSI. Lapisan ketiga ini berfungsi untuk menangani masalah jaringan komunikasi secara lebih rinci yang meliputi memberikan layanan pengiriman data dengan menentukan rute pengriman dan mengendalikannya sehinga tidak terjadi kemacetan dan data dapat sampai ditempat tujuan dengan baik.
Pada lapisan ini, data atau informasi yang berupa pesan-pesan (messege) akan dibagi-bagi dalam bentuk paket-paket data yang dilengkapi dengan berbagai header tertentu pada setiap paket data tersebut. Adapun contoh protokol yang digunakan pada lapisan ketiga ini, antara lain IP(Internet Protokol) dan X.25.
IP merupakan protokol yang paling banyak digunakan untuk mengakses internet. IP ini terdiri dari dua bagian, yaitu Interface dengan lapisan yang lebih tinggi (TCP) serta format dan mekanisme kerja protokol ini.
IP menyediakan 2 layanan pada interface terhadap lapisan TCP, yaitu layanan SEND yang digunakan untuk meminta transmisi data dan layanan DELIVER yang digunakan untuk memberi tahu pemakai akan adanya kedatangan unit data.
Selanjutnya, IP dikembangkan oleh para ahli untuk dapat mentransmisikan data berupa suara menggunakan system paket switching yang berbeda dengan jaringan telepon pada umumnya yang menggunakan system circuit switching. System baru ini disebut Voice over IP.
Sementara itu, X.25 merupakan protokol untuk melakukan akses jaringan sinkron antara DTE (Data Terminal Equipment) dan DCE (Data Circuit Equipment). DTE adalah peralatan yang bertindak sebagai terminal pada system komputer berbasis jaringan yang menyediakan data dalam bentuk sinyal digital pada keluarannya. Sedengkan DCE merupakan peralatan yang menggunakan standar 25 pin port serial RS232 pada sisi jaringan.
Lapisan network bertanggung jawab untuk pengiriman paket dengan konsep source-todestination.
Adapun tanggung jawab spesifik lapisan network ini adalah:
a. Logical addressing.
Bila pada lapisan data link diimplementasikan physical addressing untuk penangan pengalamatan/addressing secara lokal, maka pada lapisan network problematika addressing untuk lapisan network bisa mencakup lokal dan antar jaringan/network. Pada lapisan network ini logical address ditambahkan pada paket yang datang dari lapisan data link.
b. Routing.
Jaringan-jaringan yang saling terhubung sehingga membentuk internetwork diperlukan metoda routing/perutean. Sehingga paket dapat ditransfer dari satu device yang berasal dari jaringan tertentu menuju device lain pada jaringan yang lain.

d. Transport Layer
Lapisan transport ini merupakan lapisan keempat dari model OSI. Fungsi dasar transport layer adalah menerima data dari session layer, memecah data menjadi bagian-bagian yang lebih kecil bila perlu, meneruskan data ke network layer, dan menjamin bahwa semua potongan data tersebut bisa tiba di sisi lainnya dengan benar. Selain itu, semua hal tersebut harus dilaksanakan secara efisien, dan bertujuan dapat melindungi layer-layer bagian atas dari perubahan teknologi hardware yang tidak dapat dihindari.
Dalam keadaan normal, transport layer membuat koneksi jaringan yang berbeda bagi setiap koneksi transport yang diperlukan oleh session layer. Bila koneksi transport memerlukan throughput yang tinggi, maka transport layer dapat membuat koneksi jaringan yang banyak. Transport layer membagi-bagi pengiriman data ke sejumlah jaringan untuk meningkatkan throughput. Di lain pihak, bila pembuatan atau pemeliharaan koneksi jaringan cukup mahal, transport layer dapat menggabungkan beberapa koneksi transport ke koneksi jaringan yang sama. Hal tersebut dilakukan untuk membuat penggabungan ini tidak terlihat oleh session layer.
Transport layer juga menentukan jenis layanan untuk session layer, dan pada gilirannya jenis layanan bagi para pengguna jaringan. Jenis transport layer yang paling populer adalah saluran error-free point to point yang meneruskan pesan atau byte sesuai dengan urutan pengirimannya. Akan tetapi, terdapat pula jenis layanan transport lainnya. Layanan tersebut adalah transport pesan terisolasi yang tidak menjamin urutan pengiriman, dan membroadcast pesan-pesan ke sejumlah tujuan. Jenis layanan ditentukan pada saat koneksi dimulai.
Lapisan ini memberikan layanan secara transparan terutama alam hal error recovery dan data flow control selengkapnya, fungsi dari lapisan keempat ini, antara lain : pertama, menerapkan mekanisme yang sesuai untuk pertukaran data antara proses dari system yang berlainan.
Kedua, lapisan ini menjamin bahwa data yang diterima atau dikirim dari atau ke session layer dalam keadaan utuh, urut, tanpa duplikasi, dan bebas dari kesalahan. Data yang diterima dari session layer kemudian akan dikirimkan ke Network layer. Lapisan ini juga akan memeriksa apakah data telah sampai ditempat tujuan dengan baik.
Ketiga, lapisan ini mendukung penggunaan layanan jaringan semaksimal mungkin. Sebagai contoh, entitiy pada lapisan session dapat menentukan layanan yang diinginkannya seperti penentuan kecepatan pertukaran data, kualitas data yang masih dapat dterima, waktu tunda maksimum, masalah prioritas dan keamanan sehingga lapisan ini berlaku sebagai penghubung antara pemakai dengan fasilitas komunikasi yang ada.
Keempat, lapisan ini berfungsi untuk mencegah data dari lapisan session menjadi pesan-pesan dan memastikan bahwa pesan-pesan itu dapat diterima dengan benar pada terminal tujuan. Kelima, lapisan ini juga bertugas untuk mencari rute yang kosong untuk proses transmisi data dan informasi.
Lapisan transport bertanggung jawab untuk pengiriman source-to-destination (end-to-end)
daripada jenis message tertentu. Tanggung jawab spesifik lapisan transpor ini adalah:
a. Sevice-point addressing.
Komputer sering menjalankan berbagai macam program atau aplikasi yang berlainan dalam saat bersamaan. Untuk itu dengan lapisan transpor ini tidak hanya menangani pengiriman/delivery source-to-destination dari computer yang satu ke komputer yang lain saja namun lebih spesifik kepada delivery jenis message untuk aplikasi yang berlainan. Sehingga setiap message yang berlainan aplikasi harus memiliki alamat/address tersendiri lagi yang disebut service point address atau port
address.
b. Segmentation dan reassembly.
Sebuah message dibagi dalam segmen-segmen yang terkirim. Setiap segmen memiliki sequence number. Sequence number ini yang berguna bagi lapisan transpor untuk merakit/reassembly segmen-segman yang terpecah atau terbagi tadi menjadi message yang utuh.
c. Connection control.
Lapisan transpor dapat berperilaku sebagai connectionless atau connection-oriented.
d. Flow control.
Seperti halnya lapisan data link, lapisan transpor bertanggung jawab untuk kontrol aliran (flow control). Bedanya dengan flow control di lapisan data link adalah dilakukan untuk end-to-end.
e. Error control.
Sama fungsi tugasnya dengan error control di lapisan data link, juga berorientasi end-to-end.

e. Session Layer
Lapisan session merupakan lapisan kelima dari model OSI. Lapisan ini menerapkan suatu mekanisme control dialog antara dua aplikasi. Lapisan ini bertugas untuk menyediakan sarana pembangunan hubungan dan pengontrolan terhadap kerja sama antar komputer atau program aplikasi yang sedang berkomunikasi.
Layanan yang diberikan pada lapisan session ini meliputi pembentukan dan pemutusan hubungan antara dua entitas presentasi dan mengatur pertukaran data, menentukan batas dan melakukan sinkronisasi operasi data antara dua entitas presentasi.
Dalam beberapa standar protokol jaringan, lapisan session dan lapisan transport digabung menjadi satu lapisan.
Session layer mengijinkan para pengguna untuk menetapkan session dengan pengguna lainnya. Sebuah session selain memungkinkan transport data biasa, seperti yang dilakukan oleh transport layer, juga menyediakan layanan yang istimewa untuk aplikasi-aplikasi tertentu. Sebuah session digunakan untuk memungkinkan seseorang pengguna log ke remote timesharing system atau untuk memindahkan file dari satu mesin kemesin lainnya.
Sebuah layanan session layer adalah untuk melaksanakan pengendalian dialog. Session dapat memungkinkan lalu lintas bergerak dalam bentuk dua arah pada suatu saat, atau hanya satu arah saja. Jika pada satu saat lalu lintas hanya satu arah saja (analog dengan rel kereta api tunggal), session layer membantu untuk menentukan giliran yang berhak menggunakan saluran pada suatu saat.
Layanan session di atas disebut manajemen token. Untuk sebagian protokol, adalah penting untuk memastikan bahwa kedua pihak yang bersangkutan tidak melakukan operasi pada saat yang sama. Untuk mengatur aktivitas ini, session layer menyediakan token-token yang dapat digilirkan. Hanya pihak yang memegang token yang diijinkan melakukan operasi kritis.
Layanan session lainnya adalah sinkronisasi. Ambil contoh yang dapat terjadi ketika mencoba transfer file yang berdurasi 2 jam dari mesin yang satu ke mesin lainnya dengan kemungkinan mempunyai selang waktu 1 jam antara dua crash yang dapat terjadi. Setelah masing-masing transfer dibatalkan, seluruh transfer mungkin perlu diulangi lagi dari awal, dan mungkin saja mengalami kegagalan lain. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya masalah ini, session layer dapat menyisipkan tanda tertentu ke aliran data. Karena itu bila terjadi crash, hanya data yang berada sesudah tanda tersebut yang akan ditransfer ulang.

f. Presentation Layer
Lapisan presentation merupakan lapisan keenam dari model OSI. Lapisan ini berhubungan dengan sintaks data yang dipertukarkan antara entitas aplikasi. Tujuannya adalah untuk mengatasi masalah perbedaan format penyajian data.
Pada lapisan keenam ini akan dilakukan konvensi agar data atau informasi yang dikirim agar dapat dimengerti oleh penerima. Selain itu lapisan ini memberikan layanan pengelolaan pemasukan data, pertukaran, peragaan dan pengendalian struktur data. Lapisan ini juga menyediakan fasilitas untuk melakukan kompresi dan enkripsi –diskripsi data agar keamanandata dan informasi terjamin.
Presentation layer lebih cenderung pada syntax dan semantic pada pertukaran informasi dua sistem. Tanggung jawab spesifik :
a. Translasi
b. Enkripsi
c. Kompresi

g. Application Layer
Lapisan paling atas atau lapisan ketujuh dari model OSI adalah lapisan Application. Lapisan ini bertugas untuk mengatur interaksi antara pengguna komputer dengan program aplikasi yang dipakai.
Protokol pada lapisan ini secara langsung melayani pemaki dengan memberikan layanan informasi yang berhubungan dengan aplikasi-aplikasi dan pengelolaannya yang meliputi fungsi inisialisasi, pemeliharaan, terminasi, dan merekam data yang berhasil diperoleh selama pengoperasian aplikasi.

• Beberapa hal penting yang perlu mendapat perhatian dalam lapisan ini, antara lain transfer, akses dan manajemen file, e-mail, dan terminal virtual. Contoh pelayanan atau protokolnya:
– e-mail (pop3, smtp)
– file transfer (ftp)
– browsing (http)
Sebagai contoh sehari-hari kita menerima email :
Layer 7, Anda memakai Microsof Outlook yang mempunyay fungsi SMTP dan POP3
Layer 6, anda mengirim email dengan format ASCII atau HTML
Layer 5, anda menggunakan email anda harus menginstal OS dahulu untuk membuka sesi komunikas jaringan.
Layer 4, OS membuka SMTP dengan sebuah TCP socket kemudian protokol terbuka untuk menerima data dari server email
Layer 3, computer mencari IP addres dari SMTP Server dengan melihat routing table yang diberikan OS Router jika tidak ditemukan akan memberikan pesan.
Layer 2, Paket Data dari IP addres di kirimkan oleh Ethernet
Layer 1, mengubah paket data menjadi signal elektrik yang ditransformasilkan pada kabel UTP Cat5



Readmore »

Perbedaan dari Standar dan Protokol

A. Standar
Standar adalah suatu hal yang penting dalam penciptaan dan pemeliharaan sebuah kompetisi pasar daripada manufaktur perangkat komunikasi dan menjadi jaminan interoperability data dalam proses komunikasi. Standar komunikasi data dapat dikategorikan dalam 2 kategori yakni kategori de facto(konvensi) dan de jure (secara hukum atau regulasi).
Adapun penjelasan lain tentang standar adalah Standar, patokan, norma, ukuran yang berlaku secara umum. Standar adalah persetujuan terhadap format, prosedur, dan antar muka yang mengijinkan perancang Hardware, software, basis data dan fasilitas telekomunikasi untuk membuat produk-produk dan sistem yang mandiri atau independen satu terhadap lainnya dengan jaminan bahwa produk-produk tersebut akan saling kompatibel dengan produk atau sistem lain yang merujuk pada standar yang sama. Standar merupakan elemen tunggal yang paling penting dalam mencapai integrasi informasi perusahaan dan sumber daya komunikasi.
Proses penetapan standar, karena melibatkan negoisasi di antara provider IT dan pemakai, persetujuan formal dan rumusan-rumusan, sertifikasi dan prosedur pengujian, serta dokumentasi dan publikasi, bisa berjalan dalam waktu dan proses yang cukup panjang. Bahkan untuk menyelesaikan penetapan sebuah standard menerapkannya pada produk-produk komersial dapat memakan waktu lebih dari 1 dekade.


ORGANISASI STANDAR
Di bawah ini adalah beberapa organisasi yang concern dengan perkembangan standar
teknologi telekomunikasi dan data internasional maupun dari Amerika.
1. International Standards Organization (ISO).
2. International Telecommunications Union-Telecommunication Standards Section (ITUT).
3. American National Standards Institute (ANSI).
4. Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE).
5. Electronic Industries Association (EIA).
Selain itu terdapat pula organisasi yang bersifat forum ilmiah seperti Frame Relay Forum dan
ATM Forum. Kemudian ada pula organisasi yang berfungsi sebagai agen regulasi, misalnya Federal Communications Commision (FCC).

B. Protokol
Protokol merupakan kumpulan dari aturan-aturan yang berhubungan dengan komunikasi data antara alat-alat komunikasi supaya komunikasi data dapat dilakukan dengan benar. Atau desain yang menspesifikasikan detail bagaimana komputer berinteraksi, termasuk didalamnya format pesan yang mereka tukar dan bagaimana kesalahan ditangani. Protokol juga dapat diartikan sebagai sebuah aturan yang mendefinisikan beberapa fungsi yang ada dalam sebuah jaringan komputer, misalnya mengirim pesan, data, informasi dan fungsi lain yang harus dipenuhi oleh sisi pengirim dan sisi penerima agar komunikasi dapat berlangsung dengan benar, walaupun sistem yang ada dalam jaringan tersebut berbeda sama sekali. Protokol ini mengurusi perbedaan format data pada kedua sistem hingga pada masalah koneksi listrik. Standar protokol yang terkenal yaitu OSI (Open System Interconnecting) yang ditentukan oleh ISO (International Standart Organization).
Hubungan telekomunikasi mencerminkan banyak aspek dari protokol dalam arti diplomatik, sinyal-sinyal diubah dengan mengirim dan menerima perangkat, misalnya diistilahkan dengan berjabat tangan dan berkenalan.
Tiga aspek utama komunikasi yang diperhatikan oleh protokol adalah bagaimana data direpresentasikan dan dikodekan, bagaimana ditransmisikan, dan bagaimana kesalahan dan kegagalan diketahui dan ditangani. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam protokol antara lain :
- Syntax
Syntax merupakan format data dan cara pengkodean yang digunakan untuk pengkodekan sinyal/tegangan. Syntax mengacu pada struktur atau format data, yang mana dalam urutan tampilannya memiliki makna tersendiri. Sebagai contoh, sebuah protokol sederhana akan memiliki urutan pada delapan bit pertama adalah alamat pengirim, delapan bit kedua adalah alamat penerima dan bit stream sisanya merupakan informasinya sendiri.
- Semantik
Semantik digunakan untuk mengetahui maksud dan mengkoreksi informasi yang dikirim. Semantics mengacu pada maksud setiap section bit. Dengan kata lain adalah agaimana bit-bit tersebut terpola untuk dapat diterjemahkan.
- Timing
Timing merupakan pewaktuan yang digunakan untuk mengetahui kecepatan transmisi data. Timing mengacu pada 2 karakteristik yakni kapan data harus dikirim dan seberapa cepat data tersebut dikirim. Sebagai contoh, jika pengirim memproduksi data sebesar 00 Megabits per detik (Mbps) namun penerima hanya mampu mengolah data pada kecepatan 1 Mbps, maka transmisi data akan menjadi overload pada sisi penerima dan kibatnya banyak data yang akan hilang atau musnah.
1. Komponen Protokol
1. Aturan atau prosedur
• Mengatur pembentukan/pemutusan hubungan
• Mengatur proses transfer data
2. Format atau bentuk
• representasi pesan
3. Kosakata (vocabulary)
• Jenis pesan dan makna masing-masing pesan
2. Fungsi Protokol
Secara umum fungsi dari protokol adalah untuk menghubungkan sisi pengirim dan sisi penerima dalam berkomunikasi serta dalam bertukar informasi agar dapat berjalan dengan baik dan benar. Sedangkan fungsi protokol secara detail dapat dijelaskan berikut:
a. Fragmentasi dan reassembly
Fungsi dari fragmentasi dan reasembly adalah membagi informasi yang dikirim menjadi beberapa paket data pada saat sisi pengirim mengirimkan informasi dan setelah diterima maka sisi penerima akan menggabungkan lagi menjadi paket informasi yang lengkap.
b. Encaptulation
Fungsi dari encaptulation adalah melengkapi informasi yang dikirimkan dengan address, kode-kode koreksi dan lain-lain.
c. Connection control
Fungsi dari Connection control adalah membangun hubungan (connection) komunikasi dari sisi pengirim dan sisi penerima, dimana dalam membangun hubungan ini juga termasuk dalam hal pengiriman data dan mengakhiri hubungan.
d. Flow control
Berfungsi sebagai pengatur perjalanan datadari sisi pengirim ke sisi penerima.
e. Error control
Dalam pengiriman data tak lepas dari kesalahan, baik itu dalam proses pengiriman maupun pada waktu data itu diterima. Fungsi dari error control adalah mengontrol terjadinya kesalahan yang terjadi pada waktu data dikirimkan.
f. Transmission service
Fungsi dari transmission service adalah memberi pelayanan komunikasi data khususnya yang berkaitan dengan prioritas dan keamanan serta perlindungan data.

3. Susunan Protokol
Protokol jaringan disusun oleh dalam bentuk lapisan-lapisan (layer). Hal ini mengandung arti supaya jaringan yang dibuat nantinya tidak menjadi rumit. Di dalam layer ini, jumlah, nama, isi dan fungsi setiap layer berbeda-beda. Akan tetapi tujuan dari setiap layer ini adalah memberi layanan ke layer yang ada di atasnya. Susunan dari layer ini menunjukkan tahapan dalam melakukan komunikasi. Antara setiap layer yang berdekatan terdapat sebuah interface. Interface ini menentukan layanan layer yang di bawah kepada layer yang di atasnya. Pada saat merencanakan sebah jaringan, hendaknya memperhatikan bagaimana menentukan interface yang tepat yang akan ditempatkan di antara dua layer yang bersangkutan.
4. Standarisasi Protokol.
Tidak dapat disangkal bahwa saat ini terdapat berbagai macam merek dan jenis system komputer yang masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Oleh karena itu, muncul keinginan untuk dapat saling menghubungkan system komputer itu, bahkan kalau mungkin antarkomputer yang berbeda mereknya.
Beberapa tahun yang lalu, usaha untuk membangun hubungan antarsistem komputer tersebut terus diupayakan oleh perusahaan-perusahaan atau organisasi-organisasi yang berkepentingan dalam bidang ini.
Beberapa organisasi yang berperan dalam usaha komunikasi data, antara lain :
a. Electronic Industries Assosiation (EIA).
b. Commite Consultative Internationale de Telegrapque et Telephonique (CCITT).
c. International Standart Organization (ISO).
d. American National Standart Institute (ANSI).
e. Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE).
Oraganisasi-organisasi tersebut diatas saling bekerja sama dalam menentukan standarisasi dalam hal komonikasi data, karena hingga saat itu terdapat berbagai macam protokol yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan pembuat peralatan komunikasi atau system komunikasi atau system komputer. Para produsen merancang protokol sendiri karena berusaha untuk memonopoli pasar.
Namun dengan pesannya pertumbuhan dalam teknologi komputer serta kebutuhan akan pengolahan data yang terdistribusi, maka para produsen memerlukan cara agar komputer yang di produksi oleh pabrik lainnya.
Oleh karena itu, standarisasi sangat dbutuhkan dalam industri komunikasi guna mengatur dan menetapkan karakteristik fisik, elektris, dan prosedur dari proses komunikasi data.
Alasan diperlukannya standarisasi dalam komunikasi data pada suatu jaringan komputer adalah sebagai berikut :
a. standarisasi memberikan jaminan kepada produsen pengangkat keras dan lunak bahwa produknya akan banyak digunakan oleh pemakai atau dengan kata lain potensi pasar menjadi lebih besar.
b. Standarisasi menjadikan produk dari para produsen komputer dapat saling komunikasi sehingga pembeli menjadi lebih leluasa dalam memilih peralatan dan dalam menggunakannya.
c. Dengan standarisasi maka produsen tidak dapat melakukan monopoli pasar lagi sehingga harga produk menjadi lebih murah karena terjadi persaingan sempurna antar para produsen dalam menjual produksinya.
Readmore »